Petugas memasang huruf A pada lambang Partai Demokrat yang terjatuh saat Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (kiri) mengumumkan pengunduran dirinya dari anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/2/2013). Ibas didampingi Ketua Fraksi Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Assegaf. KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Soegeng Soerjadi Syndicate (SSS), Toto Sugiarto, menilai mundurnya Anas Urbaningrum dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat dapat menjadi momentum bagi partai pemenang Pemilu 2009 itu untuk melakukan bersih-bersih internal. Upaya pembersihan internal dipandang penting. Pasalnya, publik belum sepenuhnya percaya dengan pakta integritas yang digulirkan Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
"Publik kita cerdas. Jika Demokrat melakukan bersih-bersih hanya sebatas pencitraan, hanya sebatas jargon dan seremonial, mereka akan semakin terpuruk," kata Toto saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (23/2/2013).
Toto menjelaskan, saat penandatanganan pakta integritas, publik melihat hal tersebut sebagai pencitraan semata. Namun, pengunduran diri Anas membuktikan bahwa Partai Demokrat tak menoleransi kadernya yang terlibat dalam dugaan kasus korupsi.
Saat ditanya kemungkinan Anas menyerang balik, Toto mengatakan, mantan Ketua PB HMI itu dapat seperti Muhammad Nazaruddin, yakni menjadi whistle blower. Menurut dia, hal itu akan lebih menguntungkan dirinya. Jika terbukti bersalah, Anas akan mendapatkan keringanan hukuman.
"Anas itu sosok yang cerdas. Ia akan berhitung. Jika bertahan dengan argumen pembelaan, tidak efektif. Ia akan kooperatif.
Seperti diwartakan, Anas akhirnya menyatakan mundur dari pucuk pimpinan Partai Demokrat setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang oleh KPK.
"Standar etik pribadi saya mengatakan, kalau saya punya status hukum sebagai tersangka, maka saya akan berhenti sebagai Ketua Umum Partai Demokrat," kata Anas saat jumpa pers di Kantor DPP Demokrat di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, kebetulan standar etik yang dipegangnya sesuai dengan isi pakta integritas yang diminta SBY untuk ditandatangani seluruh kader pengurus Partai Demokrat di seluruh Indonesia. Namun, tanpa pakta itu pun, Anas mengaku sudah memegang prinsip tersebut.
"Saya mundur sebagai Ketua Umum Partai Demokrat," ujar Anas kembali.
Hal tersebut, kata Anas, bukan berarti ia mengaku salah. Ia menghormati kebijakan yang dibuat partainya. Anas tetap meyakini tidak terlibat dalam skandal Hambalang yang disebutnya sebagai tuduhan tak mendasar.
sumber : Kompas
Minggu, 24 Februari 2013
Anas Urbaningrum Mundur, Momentum Bersih-bersih bagi Demokrat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2013
(77)
-
▼
Februari
(27)
- Memulai Project Ms. Acces
- Pembubaran Persekutuan
- Pengertian Microsoft Acces
- Tutorial Programming VB
- Pengenalan Komputer
- Anas Urbaningrum Mundur, Momentum Bersih-bersih ba...
- 7 Sikap Majelis Tinggi Demokrat Terkait Anas
- Anas Mungkin Pidanakan Pimpinan KPK
- Statistika
- Statistika Dasar
- Dasar Statistika
- Visual Basic Programming | Introduction
- Pembagian Laba Persekutuan
- Membuat Variabel Visual Basic 6.0
- Mengenal Icon's pada Tampilan Visual Basic
- Apa Itu Visual Basic..?
- Pengertian Persekutuan [partnership]
- Prinsip Bank Syariah 1
- Pengertian Bank Syariah
- Membuat aplikasi Rental |visual basic
- Sejarah Perkembangan Visual Basic
- Tutorial Visual Basic |Aplikasi Kursus
- Membuat Kalkulator Visual Basic Part2
- Tutorial Visual Basic | combo box
- Tutorial Visual Basic |Membuat Kalkulator
- Surat cintaku | "Totshe Penalba"
- Tutorial Vb |Membuat Biodata
-
▼
Februari
(27)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas Umpan baliknya, Good Lucky...!
GOD Bless Us....!